Rabu, 08 September 2010

SURIMI DIOLAH LANJUT MENJADI FISH JELLY

" Produk-produk fish jelly belum terlihat di pasaran Kota  Balikpapan,  padahal  produk ini  merupakan olahan perikanan yang enak, bergizi dan merupakan makanan yang siap saji", demikian sambutan yang disampaikan  oleh  Kepala  Bidang  Perikanan  dan Kelautan Kota Balikpapan, Ir. Titi Hasanah, pada saat pembukaan pelatihan pengolahan produk fish jelly.  Lebih  lanjut lagi dikatakan  bahwa apabila setelah pelatihan peserta dapat menerapkan hasil pelatihan  hingga  ke  pemasaran,   hal  ini  berarti menunjang program Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Pemerintah Daerah Kota Balikpapan dalam mengembangkan usaha diversifikasi produk olahan hasil perikanan.

Bertempat di Kelurahan Margasari Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan, Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Aertembaga Bitung bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan melaksanakan Pelatihan Produk "fish jelly" bagi masyarakat pesisir yang berusaha dalam bidang pengolahan pada tanggal 28 April s.d. 4 Mei 2010. Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Balai, Pola S.T, Panjaitan, A.Pi, MM dengan dihadiri oleh Kabid. Kelautan dan Perikanan Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan, para Lurah sekecamatan Balikpapan Barat serta peserta pelatihan.
 
Maksud dan tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi dalam rangka membangun kemandirian berusaha dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap nelayan dalam hal pengolahan produk fish jelly dengan sasaran masyarakat pesisir yang berusaha di bidang olahan hasil perikanan. Melalui identifikasi terhadap peserta yang dilakukan beberapa waktu lalu sebelum pelaksanaan pelatihan maka ditetapkan peserta sebanyak 30 orang yang berasal dari kelurahan di beberapa kecamatan di Kota Balikpapan.
 
Materi pelatihan yang diberikan diawali dengan pembelajaran materi pembuatan surimi sebagai bahan dasar pembuatan produk fish jelly. Surimi yang adalah produk olahan setengah jadi yakni pengepresan dan   pembekuan dipelajari serta dipraktekkan pembuatannya oleh peserta pelatihan dengan seksama untuk selanjutnya dibuat berbagai macam produk olahan seperti Nugget Ikan,Fish Kastengels, Fish  Cookies, Kripik Ikan, Ekado, Kaki Naga dan Rolade Ikan. Semua materi ini dipelajari dan dibuat oleh peserta dengan    pembimbingan para widyaiswara dan instruktur BPPP Aertembaga. Selain produk fish jelly, diberikan pula materi analisa usaha. Dalam hal ini peserta diajak untuk menerapkan agribisnis, yaitu bahwa bukan hanya terampil membuat diversifikasi olahan (khususnya produk fish jelly), tapi juga mampu berwirausaha (berjiwa "enterpreunershiff) di bidang perikanan, dengan tak lupa menerapkan program manajemen mutu terpadu (PMMT).
 
Lebih khusus kelayakan dasar yang harus diterapkan seorang pengolah dalam mengolah hasil perikanan yaitu GMP (Good Manufacturing Practise) dan SSOP (Sanitation Standard Operational Procedures). Pelatihan ini diikuti dengan penuh antusias oleh para peserta, dan disambut baik oleh Dinas   Pertanian   Kelautan   dan Perikanan Kota Balikpapan. Umumnya peserta tidak mengetahui tentang  surimi  itu  sendiri,  perkiraannya  surimi adalah  sejenis  makanan  yang   langsung  dapat dimakan,   tapi   setelah   menerima materi pada pelatihan pengolahan produk fish jelly ini, peserta terpana dengan produk surimi sehingga muncul niat   beberapa   orang   untuk   membuka   usaha pembuatan surimi setelah pelatihan selesai.
 
"Program pelatihan ini sejalan dengan program Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan tahun 2010 yaitu pengadaan peralatan meat bone separator (alat pemisah tulang), dimana dengan alat ini dapat memanfaatkan potensi perikanan non ekonomis  yang tidak terlalu disukai oleh masyarakat setempat dan sekitarnya untuk kemudian diolah menjadi produk yang variatif sehingga disukai", demikian sambutan Kabid. Kelautan dan Perikanan dalam sambutannya pada acara penutupan.
 
Lebih lanjut lagi Kabid mengharapkan bahwa peserta pelatihan dapat menerapkan hasil pelatihan yang diperoleh dengan membuka uasha pengolahan produk fish jelly sehingga dengan demikian dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Selanjutnya dikatakan bahwa peserta yang akan terus mengembangkan pengolahan produk fish jelly ini akan diperhatikan dan dibina terus oleh pihak Dinas Kelautan dan Perikanan .
Diakhir pelatihan, Dinas Kelautan dan Perikanan merasa berbangga karena daerahnya menjadi pilihan Balai dalam melaksanakan pelatihan dalam upaya pengembangan SDM, selanjutnya berharap agar daerahnya tetap menjadi pilihan sebagai lokasi pelatihan karena masih begitu banyak SDM yang perlu peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kelautan dan perikanan.

Sumber : KKPRI
Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar